ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Tanggal masuk : 28 Agustus 2001
Ruang masuk : menular anak
Pengkajian : 28 Agustus 2001
Identitas
Nama klien : Anak A
Umur : 7 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : Darmorejo GG v/7 Surabaya
Nama Ibu : Ny B
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Nama Ayah : Tn I
Umur : 33 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk rumah sakit dengan dibawa oleh keluarga/orang tua setelah sebelum
Nya mengalami diare, bab encer lebih dari 10x , isi air, ampas, muntah setiap saat habis makan isi sesuai dengan makanan. Keadaan saat masuk, anak tampak lemas, turgor sedang.
2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya
Anak lahir pada usia kehamilan 9 bulan dan pada saat hamil ibu tidak mengalami penyakit dan gangguan yang serius. Selam kehamilan ibu tidak pernah minum jamu atau obat-obat tanpa petunjuk dokter. Klien lahir ditolong oleh bidan, lahir spontan langsung menangis, tidak biru, berat badan waktu lahir 3100 gram.
Riwayat imunisasi : BCG, DPT 1, 2, 3,; POLIO 1, 2, 3; Campak (-). Berat badan pada waktu rumah sakit 6,7 kg dan berat badan sebelum sakit 7 kg.
3. Riwayat tumbuh kembang
Umur 3 bulan anak bias mengangkat kepala, tengkurap umur 4 bulan, duduk sendiri umur 6 bulan, anak belum bias merangkak, gigi tumbuh 2 buah bagian bawah sejak usia 6 bulan, anak belum bias bicara/mengucapkan kata.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien tinggal bersama ibu dan ayahnya. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami diare.
TINJAUAN SISTEM TUBUH
1. Sistem Cardiovaskuler.
Pada pemeriksaan nadi :124 x/menit, akral hangat, tensi tidak diukur.
2. Sistem Pernafasan.
Anak tidak ada keluhan batuk, pilek, RR 36 x/menit , tidak ada suara nafas tambahan, Rh (-), Wh (-)
3. Sistem Persyarafan.
Kesadaran compos mentis, kejang (-)
4. Sistem Gastrointestinal.
Orang tua mengungkapkan anak diare lebih dari 10 x dalam satu hari. Muntah setiap kali makan, saat diare konsistensi encer ada ampas warna kuning. Muntah sesuai dengan isi makanan. Lidah bersih tidak ada hiperemi. Abdomen :nyeri tekan (-) kembung(+), peristaltic meningkat dengan frekuensi 34 x .Tidak ditemukan pembesaran harpa dan lien.
5. Sistem Perkemihan.
Ibu klien mengungkapkan, klien bak lancar, jumlah cukup banyak, frekuensi 4-6 kali sehari, warna kunung jernuh, bak khas urine.
6. Sistem Muskulosekeletal.
Menurut ibu , gerakan tangan dan kaki masih aktif dan dalam batas normal tidak ada kekakuan sendi, tidak ada kejang.
7. Sistem Integumen.
Turgor kulit sedang, ubun-ubun cekung, mata tampak cowong. Menurut ibu, selama ditumah anak demam saat pengkajian. Suhu sub febris :37,8 ,mukosa mulut tampak kering, anus tampak kemerahan.
8. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid. Klien tidak oedema.
9. Pendidikan dan Pengajaran
Ibu menanyakan mengapa diare anaknya tidak sembuh-sembuh. Keluarga menanyakan berapa lama anaknya bisa disembuhkan. Orang tua sering bertanya kepada perawat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab 28 Agustus 2001
Feses
Makroskopis :konsistensi cair, warna kuning, darah(-),lendir(-).
Mikroskopis :eritrosit 0-1
Leukosit 3-5
Bakteri (+)
Darah lengkap
Hb : 9,6
Leukosit : 11,3
Trombosit : 250
Pvc : 0,38
Terapi
Infus HSD 700 cc/24 jam
Vit A 50000 iu IM inj
Kontrimokasol 2x 40 mg po
Diit
Bubur tepung 3x
Susu BEBELAC FL :40cc ad libitum
Pedialit 70 cc/setiap kali bab.
ANALISA DATA
DATA | ETIOLOGI | MASALAH |
S : Keluarga mengeluh anak diare lebih 10x /hari sejak 1 hari sebelum mrs. O : Anak tampak lemas, turgor sedang, ubun-ubun cekung, mata cowong, mukosa mulut tampak kering,peristaltic usus meningkat, frekuensi 34x, suhu 37,8. S : Keluhan mual, muntah, tidak mau makan. O : Makanan tidak dimakan, BB turun S: Ibu mengungkapkan kulit sekitar anus dan bokong merah O: Kulit sekitar anus dan bokong merah dan lecet. | Dare dan muntah ¯ output cairan dan elektrolit meningkat ¯ defisit cairan dan elektrolit Gangguan pada usus ¯ Ganguan absorbsi Peristaltic usus meningkat Muntah ¯ asupan nutrisi menurun diare lebih 3 kali ¯ feses bersifat alkalin dan mengandung enzim ¯ excoriasi kulit ¯ kerusakan integritas kulit | Cairan dan elektrolit Nutrisi Integritas kulit |
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Kurangnya volume cairan bd pengeluaran yang berlebihan karena diare dan muntah.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan bd intake yang tidak adekuat, gangguan absorbsi.
- Kerusakan integritas kulit bd kontak kulit dengan feses yang bersifat iritasi.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa I
Kurangnya volume cairan bd pengeluaran yang berlebihan karena diare dan muntah.
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 24 jam anak menunjukkan dehidrasi yang adekuat.
Kriteria hasil : Turgor kulit baik
Ubun-ubun tidak cekung
Membran mukosa lembab
Intervensi :
1. Observasi tanda tanda dehidrasi turgor kulit, ubun-ubun, mucosa, serta produksi urine. R/ Sebagai indicator terhadap kurangnya cairan.
2. Pantau intake dan output. R/Memonitor keseimbangan cairan.
3. Berikan cairan peroral maupun infus sesuai kebutuhan. R/ Penggantian terhadap cairan yang keluar melalui bab dan muntah.
4. Timbang berat badan. R/ Untuk mengetahui tingkat dehidrasi.
5. Bila perlu pantau hasil elektrolit melalui pemeriksaan darah. R/ Mengetahui keseimbangan elektrolit tubuh.
6. Kolaborasi dalam pemberian terapi :antibiotika, vit A, infus HSD 700cc/24 jam. R/ Untuk menghilangkan proses infeksi dan memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Diagnosa II
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan bd intake dan absorbsi yang tidak adekuat.
Tujuan :Anak menunjukkan pemenuhan nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil : Intake adekuat
Tidak muntah
BB stabil
Intervensi
- Monitor keadaan muntah dan diare. R/ Keadaan muntah dan diare mengurangi absorbsi nutrisi.
- Observasi nafsu makan dan toleransi diet. R/ Pemilihan terhadap pemberian nutrisi.
- Hindari makanaan yang merangsang peristaltic usus. R/ Peristaltik yang meningkat merangsang muntah dan diare.
- Motivasi keluarga untuk pemberian intake peroral. R/ Membantu memenuhi asupan nutrisi.
- TimbangBBsetiaphari. R/ BB indicator status nutrisi.
Diagnosa III
Kerusakan integritas kulit bd kontak kulit dengan feses yang bersifat iritasi.
Tujuan :Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam masalah teratasi.
Kriteria hasil : Kulit sekitar anus dan bokong tidak merah
Integritas baik
Intervensi
- Jaga daerah popok supaya tetap bersih dan kering. R/ Popok yang basah dan kotor merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman.
- Periksa dan ganti popok tiap jam. R/ Mencegah iritasi yang lebih berat.
- Cuci kulit dengan sabun dan bersihkan serta keringkan dengan handuk yang lembut. R/ Feses bersifat alkaline yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar