MORBILI
Definisi
Morbili adalah penyakit infeksi virus yang ditandai oleh tiga stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi.
Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam famili Paramyxovirus yaitu genus virus morbili.
Virus ini sangat sensitif terhadap panas dan dingin, dan dapat diinaktifkan pada suhu 30 0C dan -20 0C, sinar ultraviolet, eter, tripsin dan betapropiolakton. Sedang formalin dapat memusnahkan daya infeksinya tetapi tidak mengganggu aktivitas komplemen.
Manifestasi Klinis
Stadium prodormal (Kataral)
Demam, malaise, konjungtivitis, koriza, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabusebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema, terletak dimukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, timbul dua hari sebelum munculnya rash. Dtadium ini berlangsung selama 4 sampai 5 hari.
Stadium erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah, terjadi eritema yang berbentuk makula-papula yang disertai meningkatnya suhu badan. Mula-mula eritema muncul dibelakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakng bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan dibawah kulit, pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah belakang leher.
Stadium konvalensi
Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang akan menghilang dengan sendirinya. Selanjutnya diikuti gejala anoreksia, malaise, limfadenopati.
Patofisiologi
Viris Morbili
Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi melalui droplet, darah dan urine.
Aliran sistemik
Masa inkubasi
Proliferasi sel mononukleus reaksi inflamasi
dan polimorfonukleus
disekitar kalpiler
Eritema makulo konjungtiva Sal. Nafas Demam
Papuler
| ||||
Bercak Rash Edem Fotofobia Lakrimasi Eksudasi Suhu malaise Nafsu makan¯ koplik palpebra
|
integritas kulit klp sebaya
|
|
|
|
|
|
diversional
|
Komplikasi
F Otitis media
F Pneumonia
F Bronkiolitis
F Ensefalitis
F Laringitis obstruksi dan laringotrakhetis.
Penatalaksanaan terapiutik
þ Pemberian vitamin A
þ Istirahat baring selama tubuh meningkat, pemberian antipiretik
þ Pemberian antibiotik pada anak yang beresiko tinggi.
þ Pemberian obat batuk dan sedativum.
Penatalaksanaan Perawatan
Pengkajian
& Riwayat keperawatan, riwayat iminisasi, kontak dengan orang yang terinfeksi.
& Kaji tanda-tanda demam, koriza, batuk, konjungtivitis, bercak koplik, eritema pada bagian belakang telinga, leher, dan bagian belakng, tidak nafsu makan, lemah, lesu.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen,
2. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya batuk.
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi sekret dampak sekunder reaksi inflamasi.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dampak sekunder reaksi inflamasi konjungtiva.
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash.
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
7. Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi.
8. Gangguan aktivitas diversional berhubungan dengan isolasi dari kelompok sebaya.
Perencanaan Keperawatan.
1. Perluasan infeksi tidak terjadi.
2. Anak menunjukkan tanda-tanda pola nafas efektif.
3. Anak akan menunjukkan pernafasannya efektif tanpa adanya obstruksi oleh sekret.
4. Nyeri yang dirasakan anak berkurang atau hilang.
5. Anak dapat mempertahankan integritas kulit.
6. Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan nutrisi.
7. Suhu tubuh anak dapat turun secara bertahap.
8. Anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan selama menjalani isolaso dari teman sebaya atau anggota keluarga.
Implementasi
1. Mencegah perluasan infeksi.
P Tempatkan anak pada ruangan khusus.
P Pertahankan isolasi yang ketat di rumah sakit
P Gunakan prosedur perlindumgan infeksi jika melakukan kontak dengan anak.
P Mempertahankan istirahat selama periode prodormal.
P Berikan antibiotik sesuai order.
2. Mempertahankan pola nafas efektif
P Evaluasi fugsi pernafasan, kecepatan, sianosis.
P Catat peruahan tanda-tanda vital.
P Memberikan posisi semifowler
P Membantu klien untuk melakuka aktivitas sesuai kemampuan.
P Menganjurkan anak untuk minum banyak
P Memberikan O2 esuai indikasi
P Awasi kesesuaian pola nafas
P Auskultasi bunyi nafas.
P Catat engembangan dada dan trakhea.
P Kaji fremitus.
3. Mempertahankan pernafasan efektif.
P Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori.
P Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas.
P Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa
P Dorong pasien untuk mengeluarkan sputum.
P Auskultasi bunyi nafas.
P Palpasi fremitus.
P Awasi tana vital dan irama jantung.
P Awasi/gambarkan seri GDA dam nadi oksimetri.
4. Mengurangi nyeri yang dirasakan.
P Tentukan karakteristik nyeri, misal tajam, konstan, ditusuk.
P Selidiki perubahan karakteristik/lokasi/intensitas nyeri.
P Pantau tanda-tanda vital
P Berikan tindakan nyaman, misal pijatan punggung, perubahan posisi, musik tenang, relaksasi/latihan nafas.
P Tawarkan pembersihan mulut dengan sering.
P Kolaborasi : Analgesik dan Antitusif sesuai indikasi
5. Mempertahankan integritas kulit
P Mempertahankan kuku anak tetap pendek, menjelaskan untuk tidak menggaruk rash.
P Mmemandikan klien dengan menggunakan sebun yang lembut untuk mencegah infeksi.
P Jika terdapat fotofobia, gunaka bola lampu yang tidak terlalu terang di kamar klien.
P Membersihkan bulu mata dengan air hangat untuk mengangkat sekret atau krusta, menjelaskan kepada anak untuk tidak mengusap mata.
P Memeriksa kornea mata terhadap kemungkinan ulserasi.
P Kolaborasi : antipruritus dan aastesi lokal serta antihistamin sesuai order, monitor efek sampingnya.
6. Mempertahankan kebutuhan nutrisi.
P Kaji kemampuan anak untuk makan.
P Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapt ditolerans anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera anak meningkat.
P Berikan makanan yang dusertai dengan suplemen nutrisi untuk menigkatkan kualitas intake nutrisi
P Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral.
P Menilai indicator terpenuhinya kebutuhan nutrisi (berat badan, lingkar lengan, membran mukosa) yang adekuat
7. Suhu tubuh anak dalam batas normal.
P Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil/diaforesis.
P Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur sesuai kebutuhan.
P Berikan kompres mandi hangat, hindari pengguanaan alkohol.
P Kolaborasi : berikan antipiretik
8. Mempertahankan kebutuhan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan.
P Memberikan aktiviatas ringan yang sesuai dengan usia anak (permainan, keterampilan tangan, nonton televisi)
P Memberikan makanan yang menarik untuk memberikan stimulus yang berfariasi bagi anak.
P Melibatkan anak dalam mengatur jadwal harian dan memlih aktivitas yang diinginkan.
P Mengijinkan anak untuk mengerjakan tugas sekolah selama dirumah sakit, menganjurkan anak untuk berhubungan dengan teman melalui telepon jika memungkinkan.
Perencanaan pemulangan
F Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek samping.
F Melakukan imunisasi jika imunisasi belum lengkap sesuai dengan prosedur.
F Menekankan pentingnya kontrol ulang sesuai jadwal
F Informasikan jika terdapat tanda-tanda terjadinya kekambuhan.
§
Tidak ada komentar:
Posting Komentar